Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

8 Jul 2013

Secangkir Kopi Untuk Perbedaan 1 Ramadhan



perbedaan 1 ramadhan
"Segala perbedaaan itu, membuatmu jauh dariku, biarlah sang waktu menjaga cintamu..."

Sebuah penggalan lagu dari Ari Lasso kalau tidak salah, dengan judul "Perbedaan", terdengar dari rumah tetangga sebelah di saat saya sedang menikmati pagi bersama secangkir kopi. Perbedaan ternyata bisa membuatmu jauh dariku, gumamku sambil mengingat-ingat pembahasan yang sedang ramai saat ini yaitu tentang perbedaan penentuan 1 Ramadhan. 

Iya, bulan suci Ramadhan tinggal menghitung jam, tapi sepertinya tema-tema pembukanya masih itu-itu juga, perbedaan. Padahal tujuan utamanya sama, berpuasa di bulan Ramadhan. Sepertinya perbedaan memang selalu menarik untuk dibahas. Tapi ketika perbedaan membuatmu jauh dariku seperti kata Ari Lasso, masihkah perbedaan pantas untuk dijadikan pembahasan utama dan penting? 

Secangkir kopi yang dari tadi menemaniku kelihatannya mulai mendingin, tapi ia memang selalu "dingin" dari perbedaan. Kopiku yang hitam dan pahit tak pernah merasa jauh dari gula yang putih dan manis. Kopiku dan gula selalu mampu bersama tanpa harus mengungkit perbedaan di antara mereka berdua, tapi justru malah menghadirkan cita rasa enak untuk penikmatnya, termasuk saya. 

Setahu saya, Ramadhan bukan untuk menguatkan perbedaan, tapi Ramadhan adalah bulan untuk belajar melatih diri menjauh dari semua yang dilarang oleh Allah, bulan untuk memaksa diri lebih mendekat kepada-NYA dengan memaksimalkan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan-NYA. Sederhananya, Ramadhan itu bulan latihan, agar setelah Ramadhan berlalu, nilai-nilai kebaikan yang telah dilatih dan dibiasakan selama Ramadhan, mengejewantah ke dalam kehidupan sehari-hari.

Terus kapan mulai puasanya? Selasa atau Rabu? Yang jelas mulai puasa ya 1 Ramadhan. Untuk saat ini, karena ada TV, ada HP, internet dan lain-lain, seharusnya semua Muslim bisa berpuasa di hari yang sama, Ru'yat Global kata teman saya. Artinya di bumi manapun bila ada yang sudah lihat hilal, sah sudah berpuasa. Intinya, ketika hilal sudah nampak di mata, siapapun yang melihatnya, maka itu sudah sah bagi semua Muslim untuk berpuasa.

Tidak bisakah www (world wide web) menjadi alat untuk menyatukan pendapat dalam persoalan seperti ini? Janganlah sampai hidup di zaman internet tapi kinerja mesin tik. 

Selamat berpuasa, mohon maaf lahir batin, insya Allah Ramadhan penuh berkah. 


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.