Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

17 Mei 2013

Memaknai Keindahan



memaknai keindahan
Bagi pecinta kehidupan, pagi hari saat cuaca masih dingin, langit dihiasi sinaran mentari, dedaunan dipeluk lembut embun, ini adalah pemandangan yang sangat mengagumkan, pagi hari adalah saat-saat penuh keindahan.

Kekaguman terhadap keindahan seperti ini tidak bisa diperoleh hanya melalui kata-kata, pamer kepintaran, apa lagi perang logika. Ia hanya bisa dialami oleh siapa saja yang sudah mengerti dan faham dan kemudian menikmati setiap keindahan dalam kehidupannya. Itulah kenapa mereka yang mulai mengerti terkadang menghabiskan waktu lama sekali dalam diam, melatih tubuh dalam kesederhanaan, mengistirahatkan pikiran dalam keheningan, seperti merasakan lembutnya air dengan menyentuh, mirip dengan menikmati sejuknya embun pagi dengan cara bangun pagi. Keindahan hanya terbuka pada siapa saja yang mencintai kehidupan, mengerti bahwa setiap bagian kehidupan adalah keindahan dan kemudian menikmati dan mensyukurinya.

Ketidakmengertian seperti pikiran negatif yang kacau, mengerti dan faham serupa pikiran positif yang penuh cinta dan kasih sayang. Pikiran yang belum mengerti dan sadar akan keindahan hidup adalah sumber konflik dan penyakit. Obat-obatan farmasi hanya membantu meringankan seseorang dari gejala penyakit, tidak pernah sepenuhnya menyembuhkan. Karena obat tidak pernah sempurna mengembalikan keseimbangan tubuh, pikiran dan semangat. Dengan mulai belajar merasakan setiap keindahan hidup, seseorang sedang mendekati titik keseimbangan antara tubuh, pikiran dan semangat sebagai syarat kesembuhan.

Salah satu bentuk keindahan hidup adalah perubahan. Melawan perubahan adalah penderitaan. Mengalir bersama perubahan adalah kedamaian. Menyaksikan perubahan adalah kebebasan. Itu sebabnya langit kerap digunakan sebagai simbol kesempurnaan kesadaran karena ia menyaksikan semuanya tanpa tersentuh. Mereka yang melihat perubahan sebagai keindahan, apapun bentuk-bentuk pikiran, perasaan, persepsi yang muncul semuanya disambut dengan senyuman. Dalam bahasa hamba Allah, semuanya (baik-buruk, suci-kotor, pujian-cacian) adalah bentuk ujian Allah. Meminjam perjalanan kesempurnaan ala Samurai, salah satu contohnya adalah  Miyamoto Musashi yang menganggap banyak sekali musuh di luar dan di dalam yang mesti ditaklukkan untuk sampai pada kesempurnaan. Di suatu waktu tatkala Musashi ragu melanjutkan perjalanannya sebagai samurai karena telah membunuh banyak musuh, dari dalam hatinya ada yang berbisik: “Musuh adalah guru yang menyamar."

Keindahan adalah bagaimana luaran tetap menjadi manusia biasa (baju, penampilan, cara kerja, cara bicara), tapi perasaan di dalam sini luas dan bebas. Peran-peran luar tetap dilaksanakan (menjadi pekerja, anak, orang tua, pelajar, guru, dll) tapi perasaan di dalam seluas ruang yang mewakili setiap keindahan. Kalau sudah terbiasa seperti ini, tidak saja menyejukkan ke luar, tapi juga menyejukkan ke dalam. Tidak saja menyembuhkan diri, tapi juga ikut mengirim vibrasi kesembuhan pada alam beserta isinya.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.