Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

4 Mei 2013

Putri Cenning Tenri Jampangi



anak bermasalah
Putri Cenning Tenri Jampangi di sini adalah gambaran remaja cantik berumur muda tetapi miskin pengalaman hidup, terbatas pengetahuan dan kekurangan kasih sayang. Putri Cenning Tenri Jampangi hanyalah mewakili banyak remaja yang bermasalah dengan orang tuanya sekaligus hidupnya. Sehingga bila tidak ada upaya sengaja di kedua kubu (remaja dan orang tua) untuk memperbaiki diri, masa depan Putri Cenning Tenri Jampangi ini kemungkinan akan penuh dengan penderitaan.

Nyaris semua bagian kehidupan di zaman ini memang sedang dahaga. Misalnya remaja yang jauh-jauh datang dari belahan bumi lain hanya untuk mengisi sebagian dahaga hidupnya dengan cara rekreasi. Anak-anak bersekolah, generasi muda yang bekerja keras, orang tua yang membanting tulang, orang bijaksana yang berdoa, semua dilakukan karena ada rasa dahaga di dalam sini. Yang menyedihkan, sebagian orang mencoba mengisi dahaga jiwa di dalam sini melalui narkoba, seks bebas atau korupsi.

Dan sebagaimana sudah dicatat sejarah secara amat rapi, semua dahaga jiwa yang mau dipenuhi dengan uang, seks dan narkoba, semuanya menimbulkan lubang-lubang jiwa yang lebih menyedihkan lagi. Ada yang tidak bisa diselamatkan dari ketergantungan narkoba, ada yang terpaksa melakukan kejahatan paling berbahaya bernama bunuh diri, ada yang terpaksa menjalani kehidupan di lembaga pemasyarakatan. Kita semua memang sekumpulan jiwa yang sedang dahaga, tapi dahaga itu tidak bisa diobati dengan cara membuang dan membenci. Seperti remaja yang mau membuang ketidaksempurnaan orang tuanya, atau sebagian orang tua yang membenci kekurangan anak-anaknya.

Mungkin itu sebabnya, remaja yang menganggap orang tuanya gagal menyediakan lingkungan bertumbuh ideal di masa kanak-kanak, kemudian seperti pohon yang tercabut dari akarnya. Ia tidak menyisakan hal lain terkecuali kehidupan yang kering dan gersang. Di sekolah salah, di rumah tidak betah. Punya pacar menjadi masalah, diputus pacar jadi musibah. Orang tua yang gagal memberi lingkungan terbaik di masa kecil, guru yang tidak menjadi tauladan yang baik, pacar yang menghianati, oleh sebagian remaja mau dibuang semuanya serupa membuang sampah.

Sebaliknya, belajar memeluk lembut setiap bagian kehidupan seperti matahari yang menyinari semuanya. Terutama karena tidak ada yang disebut sampah kehidupan, semuanya hanyalah bahan-bahan yang sedang berproses menjadi bunga yang cantik dan indah. 

Semua kejadian kehidupan (baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan) mestinya diletakkan sebagai pupuk untuk bunga kehidupan. Sehingga pada saatnya, semuanya berevolusi menjadi bunga mekar pencerahan jiwa. Itu sebabnya, para remaja tatkala dibimbing dengan baik, diajak menyelami kehidupannya bahwa semua mahluk pernah menjadi ibu kita, tatkala jadi ibu kita mereka sangat baik, sebagian ibu bahkan wafat melahirkan kita tatkala teknologi melahirkan masih sangat sederhana, para remaja kemudian menangis mendalam. Bukan karena cengeng, tapi karena remaja mulai menyentuh bagian-bagian batin yang selama ini pelengkapnya dicari di luar (seperti pacar dan orang tua), ternyata tersedia di dalam.

Putri Cenning Tenri Jampangi ingin cerita tentang kasih sayang sempurna seorang ibu. Ketidaksempurnaan kehidupan seperti orang tua bermasalah, membuat Putri Cenning Tenri Jampangi menangis. Dan menangis tidak memerlukan kemarahan, ia memerlukan pelukan kasih sayang seorang ibu. Terutama karena mengundang kita untuk merawat kesedihan, kemalangan dan kekurangan. Kesedihan adalah putri yang sedang menangis, kesadaran adalah ibu yang sedang mendekap lengkap dengan kasih sayangnya. Hanya dengan cara dirawatlah, kemudian kesedihan dan kemalangan bisa berproses menjadi pencerah jiwa kemudian.

Bila ada anak yang bermasalah, itu disebabkan karena orang tua dan sekolah belum cukup dalam menyelami diri anak-anak. Oleh karena itulah kerap dipesankan, anak-anak (khususnya yang bermasalah) adalah mahluk agung yang terlahir untuk menyempurnakan kualitas pencapaian spiritual orang tua dan gurunya.

Untuk itu, selami diri anak-anak. Caranya, terima, sayangi, rawat kekurangannya. Sebagai akibatnya, tidak saja orang tua bisa membimbing anak-anaknya menjadi berlian kemudian, orang tuanya juga menemukan pencerahan di dalam diri. Serangkaian hasil yang bahkan tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun. Kebahagiaan di luar diri hanya bermakna kalau ia membantu kita membuka kebahagiaan di dalam diri. Dan anak-anak lengkap dengan dinamikanya, adalah kekuatan yang bisa membuat orang tua menemukan kebahagiaan di dalam diri.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.