Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

30 Agu 2013

Teori Deja Vu



teori deja vu
Setiap orang barangkali pernah mengalami berada di sebuah tempat yang baru dan merasa yakin bahwa sebelumnya ia pernah berada di tempat itu. Perasaan yang misterius ini dikenal sebagai deja vu, terjadi ketika seseorang merasa akrab dengan situasi yang baru yang sedang ia alami meskipun tidak ada bukti yang menyatakan bahwa ia pernah mengalami situsi tersebut sebelumnya. Selama ini sensasi deja vu sering dikaitkan dengan gangguan mistis, paranormal atau gangguan neurologis.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyaknya ilmuwan yang mempelajari fenomena deja vu, sejumlah teori tentang deja vu pun bermunculan, menunjukkan bahwa deja vu bukanlah kesalahan dalam sistem memori otak manusia. Sebuah jurnal oleh psikolog Anne Cleary M. dari Colorado State University yang diterbitkan dalam Current Directions in Psychological Science menggambarkan temuan terbaru tentang deja vu, termasuk banyaknya kesamaan antara deja vu dan memori rekognisi.

Memori rekognisi adalah jenis memori yang memungkinkan kita untuk menyadari bahwa apa yang sedang kita alami saat ini pernah kita alami sebelumnya, seperti ketika kita mengenali teman di jalan atau saat kita mendengar lagu yang sudah akrab di telinga. Otak manusia berfluktuasi antara dua jenis aspek dalam memori rekognisi, yaitu ingatan dan perasaan akrab.

Memori rekognisi berbasis ingatan adalah kita bisa membuktikan bahwa situasi seperti saat ini pernah terjadi sebelumnya. Misalnya, saat kita melihat seseorang di jalan dan kita ingat secara seksama bahwa kita telah melihat dia sebelumnya di tempat lain.

Rekognisi berbasis rasa akrab adalah ketika situasi saat ini terasa sangat akrab tetapi kita tidak ingat kapan dan dimana tepatnya situasi tersebut terjadi sebelumnya. Sebagai contoh, kita bertemu seseorang-yang sepertinya-kita sangat mengenalnya, tapi kita tidak bisa mengingat kapan dan di mana tepatnya kita mengenalnya.

Sederhananya, deja vu adalah kita mengenali dan merasa akrab dengan seseorang atau situasi tertentu, tapi kita tidak tahu sejak kapan dan bagaimana kita akrab dengan seseorang atau situasi tersebut.

Deja vu dapat terjadi ketika aspek-aspek tertentu dalam situasi saat ini mirip dengan aspek-aspek tertentu yang terjadi pada situasi sebelumnya. Jika ada banyak kesamaan antara unsur-unsur dalam situasi baru dan situasi lama, maka kita mengalami deja vu atau perasaan akrab yang kuat terhadap situasi tersebut.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.