Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

1 Okt 2012

Mengapa Kita Harus Belajar Sejarah



belajar sejarah
Mengapa kita harus belajar sejarah? Dengan sejarah, kita dapat mengkonsepsikan kehidupan dalam perjalanan waktu sebagaimana sudah lazim menjadi kebutuhan manusia untuk menempatkan dirinya dalam perjalanan waktu. Jika kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum kita lahir berarti kita tetaplah anak kecil. 

Sejarah mengajarkan kita tata cara menentukan pilihan untuk mempertimbangkan berbagai pendapat, untuk membawakan berbagai kisah dan bila perlu meragukan sendiri kisah-kisah yang kita bawakan. Sejarah dapat mempersatukan kita. Sejarah bukan sekadar nama dan tanggal, tetapi menyangkut penilaian, kepedulian dan kewaspadaan.

Bila sejarah dipandang hanya sekadar nama dan tanggal, maka pengetahuan sejarah kita hanya sebatas itu. Bahkan tanggal pun mudah terlupakan karena tidak dilihat sebagai konteks peristiwa. Suatu hari di sebuah kelas seorang guru yang mengajar sejarah tentang perlawanan terhadap penjajah Belanda bertanya kepada murid-muridnya kapan perang Diponegoro berakhir. Seorang murid menjawab: “Tahun 18 30.” Murid yang lain dengan setengah mengantuk ikut berkomentar: “Kalau begitu habis Maghrib dong!” 

Pada tingkat Pascasarjana, di sebuah universitas negeri di dekat ibukota Jakarta, seorang professor menanyakan “Siapa istri Patih Gadjah Mada?” Para mahasiswa Pascasarjana itu bingung, karena selama ini mereka merasa hal itu belum pernah disinggung atau dipelajari. Karena mahasiswa-mahasiswa itu tak ada yang menjawab, maka sang professor akhirnya menjawab sendiri pertanyaannya, “Istri Gadjah Mada ya Nyonya Gadjah Mada.” 

Karena sejarah dipandang sebagai pelajaran yang tidak penting, guru lebih suka membuat ujian dengan menggunakan model soal multiple choice daripada menyuruh siswa membuat karya tulis. Sampai-sampai ada anekdot tentang soal-soal sejarah yang dibuat asal-asalan, “Ketika Jepang menyerbu Indonesia tahun 1942, Belanda lari ke mana? Apakah a. Lari ke Australia atau b. Lari ke Selandia Baru. Ternyata jawaban yang betul adalah c. Lari ketakutan.” 

Padahal jika pikiran kita kaya dengan nilai-nilai sejarah maka dengan sendirinya kita memiliki kemampuan berpikir mengenai masa lalu dengan mengenali kelemahan-kelemahan konsep kita sendiri yang sekarang. Jika kita tidak pernah mau mengakui bahwa pengalaman pribadi kita terbatas, apakah ada harapan bagi kita untuk dapat memahami orang lain yang logikanya bertolak belakang dengan logika kita, yang pilihan-pilihan hidupnya tidak bisa dipahami bila diukur dengan standar kita?

Jika kita terus memaksakan menerapkan program-program kemarin untuk masalah-masalah hari ini, mungkin kita tiba-tiba kekurangan kemungkinan-kemungkinan di hari esok. Jika kita terus mengejar tujuan tujuan dari tahun kemarin di tengah-tengah tahun ini, maka prospek kita di tahun depan akan semakin buram. 

Pikiran memang senjata yang sangat lemah di tengah-tengah berbagai masalah yang kita hadapi, tapi pikiran adalah satu-satunya senjata yang kita punya.  Karena itulah mengapa kita harus belajar sejarah.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.