Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

28 Des 2012

Kapitalisme dan Penderitaan Perempuan



kapitalisme
Penilaian bahwa perempuan Barat hidup dalam kemewahan terbantahkan oleh sebuah tayangan dari stasiun TV Inggris yang mengungkapkan bagaimana seorang ibu yang terus bekerja namun penghasilannya tetap saja tidak cukup untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk membayar tagihan makanan selama 1 minggu sehingga anak-anaknya terpaksa makan makanan kaleng.

Di Kanada, rata-rata setiap 6 hari seorang perempuan dibunuh oleh pasangannya. Hanya dalam waktu satu tahun, 427.000 perempuan Kanada berusia di atas 15 tahun melapor telah mengalami pelecehan seksual.

Sementara di Indonesia, sekitar 7,5 juta perempuan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya karena kemiskinan. Lebih dari 2,5 juta perempuan Indonesia meninggalkan keluarga mereka semata-mata untuk menjadi TKW di luar negeri meskipun kekerasan dan pelecehan menanti mereka.

Semua itu terjadi karena sistem kapitalime yang diterapkan di berbagai negera termasuk Indonesia. Sistem kapitalime memandang perempuan sebagai komoditas dan "mesin pencetak" uang.Sistem kapitalisme memelihara kondisi lingkungan agar tetap materialistik dan konsumtif, agar sistem kapitalime tetap bertahan. contohnya, perempuan Indonesia yang memiliki kulit berwarna kuning langsat diserang dengan iklan bahwa cantik itu harus berkulit putih. Maka, berlomba-lombalah perempuan Indonesia membeli produk-produk pemutih kulit. Padahal, kulit perempuan Indonesia lebih sehat dan cantik karena cukup mendapatkan sinar matahari setiap hari karena Indonesia termasuk negara yang dilewati garis khatulistiwa. Tidak seperti kulit perempuan Eropa yang cenderung putih pucat karena kurang mendapatkan sinar matahari.

Kapitalisme menjadikan kemolekan tubuh dan kecantikan wajah perempuan sebagai aset iklan, model, film, video porno, penghibur, maupun pekerja seks yang semuanya itu menghasilkan uang banyak, menyumbangkan pajak yang besar bagi negara. Kapitalisme terus berusaha untuk mengeksploitasi waktu, tenaga, pikiran, dan tubuh perempuan agar menjadi uang. Sistem kapitalisme melakukan apapun untuk menghasilkan dan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.

Sistem kapitalisme pun mengkondisikan standar kebahagiaan, agar semua orang mengartikan bahagia itu jika mempunyai banyak uang, gelar, kedudukan yang tinggi, dan hal lain yang terkait pada materi. Dampaknya, Perempuan akan semakin sering meninggalkan keluarganya untuk bekerja mencari uang, baik dalam keadaan terpaksa maupun sukarela. Semakin banyak pula anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua, sehingga semakin marak pula kenakalan anak-anak atau remaja dari mulai berbohong hingga terjerumus dalam kriminalitas serta pergaulan bebas. Angka perceraian pun semakin meningkat karena timbulnya konflik, salah satunya penghasilan istri yang lebih besar dibandingkan suaminya.

Dengan tetap mempertahankan sistem kapitalisme, pemerintah membatasi pembagian kekayaan dan sumber daya. Karena dalam sistem kapitalisme, hanya para kapitalislah yang dapat menguasai kekayaan dan sumber daya alam. Sehingga mereka yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.