Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

21 Jun 2013

Filsafat Cinta Agatossi



filsafat cinta agatossi
Semua kebahagiaan pada akhirnya berasal dari cinta yang alami, cinta yang terinspirasi dari hati.

Bayangkan semua konsep, ide dan keyakinan tentang cinta-baik atau buruk-yang sering kita dengar atau baca, misalnya:
"Yang aku rasa adalah mencintaimu."
"Saya ingin tahu apa itu cinta."
"Maukah engkau mencintaiku besok?"
"Maukah engkau mencintaiku selamanya?"
"Allah mencintaimu."
"Mari kita saling mencintai."
"Ada garis tipis antara cinta dan benci."

Apa Itu Cinta

Ada banyak defenisi tentang cinta. Terkadang kita bingung dengan banyaknya konsep yang mencoba mendefinisikan ulang kata cinta. Tidak peduli berapa sering kita merenungkan cinta, kenyataannya tidak cukup lengkap pengetahuan kita untuk sepenuhnya memahami cinta. Seolah pertanyaan tentang cinta tidak pernah habis dan berakhir, "Apa itu cinta?" "Apakah yang sedang saya rasakan adalah cinta?"

Secara biologis, cinta dipandang sebagai kecenderungan mamalia, seperti halnya rasa lapar atau haus. Teori Psikologi mendefinisikan cinta sebagai sebuah fenomena sosial dan budaya. Mungkin ada benarnya kedua pandangan tersebut. Faktanya, hormon seperti oxytocin dan feromon mempengaruhi perilaku, seperti halnya konsep-konsep sosial tentang cinta.

Bagaimana Cinta Bekerja

Pandangan konvensional secara biologis menyatakan bahwa ada dua kecenderungan dalam cinta, yaitu daya tarik seksual dan karakter. Karakter pada orang dewasa bekerja pada prinsip yang sama yang menyebabkan karakter anak mirip dengan orang tuanya.

Pandangan tradisional secara psikologis menyatakan kasih sayang sebagai kombinasi perasaan suka dan gairah cinta. "Passionate" dalam cinta melahirkan kerinduan yang intens dan sering disertai dengan gangguan fisiologis seperti sesak napas dan atau detak jantung yang cepat di luar normal. Sedangkan "Compassionate" dalam cinta adalah perasaan dekat dan intim dengan seseorang yang tidak disertai dengan gangguan fisiologis.

Scan otak dari orang yang sedang jatuh cinta menunjukkan hasil yang mirip dengan mereka yang sedang mengalami gangguan penyakit mental. Rasa cinta lahir dari daerah yang sama pada otak di mana rasa lapar dan haus juga berasal. Makanya wajar jika perasaan cinta lebih banyak berawal dari ketertarikan fisik daripada kedekatan emosional. Seiring waktu, cinta akan melahirkan reaksi yang melow dan melankolis dan pada saat yang bersamaan berbagai wilayah pada otak pun mulai aktif, terutama daerah yang melibatkan komitmen jangka panjang.

Manfaat Cinta

Yang jelas, mencintai diri sendiri dapat menciptakan landasan dan komitmen pribadi jangka panjang, komitmen untuk kebahagiaan diri yang utuh, tidak saja antara diri dengan selain diri, tapi juga dalam hubungan diri dengan Sang Maha Pencipta cinta.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.