Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

26 Jun 2013

Teori Kebahagiaan Antara Keinginan dan Kenyataan



teori kebahagiaan antara keinginan dan kenyataan
Kebahagiaan adalah apa yang paling diinginkan setiap orang. Mulai dari sekolah, kuliah, bekerja sampai dengan beribadah, muara dan tujuan semua itu sama, yaitu menginginkan kebahagiaan. Ada yang akhirnya lelah dan putus asa karena tak juga menemukan kebahagiaan, ada juga yang menetap tenang dalam kebahagiaan.

Apakah Kebahagiaan Itu?

Sebagian orang mengartikan kebahagiaan dengan terpenuhinya setiap keinginan. Bila keinginan terwujud maka bahagia. Padahal, dalam teori keinginan dikatakan bahwa setiap keinginan yang terwujud akan diikuti oleh keinginan-keinginan baru yang juga minta dipenuhi. Semakin banyak keinginan maka semakin tinggi resiko kecewanya karena sudah menjadi sifat alami kehidupan bahwa tidak semua keinginan bisa terwujud. Bahkan, betapa banyak yang kita peroleh dari hidup bukan berasal dari keinginan kita, yang selanjutnya kita sebut keajaiban.

Pertanyaan Tentang Kebahagiaan

Apakah setiap orang yang memiliki wajah tampan atau cantik selalu merasa bahagia?
Apakah mereka yang kaya harta selalu merasa bahagia?
Apakah mereka yang sedang memperoleh kedudukan tinggi selalu merasa bahagia?

Kenyataan dalam kehidupan kemudian menjelaskan bahwa mereka yang tampan atau cantik akhirnya tidak bahagia, bukan karena tidak lagi tampan atau tidak lagi cantik, tetapi karena mereka terlalu berharap banyak dari wajahnya yang tampan/cantik agar semua orang merasa kagum dan tertarik. Mereka yang kaya akhirnya juga tidak bahagia jika terlalu berharap banyak dari kekayaannya agar semua orang menaruh hormat padanya karena kekayaannya, [jika] mereka menganggap dengan kaya pasti bisa bersenang-senang di setiap tempat dan kesempatan. Begitu pula dengan mereka yang sedang memiliki jabatan/kedudukan tinggi, pada akhirnya juga tidak bahagia apabila mereka mengira dengan kedudukan dan jabatannya semua orang akan hormat dan segan padanya.

Sumber Kebahagiaan 

Sadar bahwa harapan dan keinginan bukanlah sumber kebahagiaan, mengerti bahwa terlalu banyak berharap dan ingin ini itu justru bisa membuat kecewa dan menderita, mereka yang sudah pernah kecewa dan menderita akibat percaya bahwa wajah tampan/cantik, kekayaan, kedudukan/jabatan bisa menjamin kebahagiaan, akhirnya mulai mencari kembali sumber kebahagiaan yang sebenarnya.

Jawabannya, ternyata kebahagiaan tidak perlu dicari. Karena ketika kebahagiaan terus dicari justru akan membuat pencarinya akhirnya hanya merasakan kelelahan. Para pencari kebahagiaan mirip ikan yang sibuk berenang ke sana ke mari mencari air padahal ia sedang berenang di dalam air.

Kebahagiaan justru hadir ketika kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki saat ini. Perasaan cukup tidak mensyaratkan harus cantik/tampan dulu, harus kaya dan banyak harta dulu atau harus punya kedudukan/jabatan tinggi dulu, merasa cukup hadir di setiap momen kehidupan, di setiap waktu dan tempat. Perasaan cukup pula yang bisa menjelaskan mengapa mereka yang kurang cantik/tampan, kurang kaya atau tidak memiliki kedudukan/jabatan tinggi justru bisa menikmati setiap detik kehidupan dengan mimik muka tenang, dengan senyum tulus, dengan sikap sopan dan lembut menghargai sesamanya.

Bagaimana Menjelaskan Kebahagiaan

Kebahagiaan ternyata tidak bisa dijelaskan, tapi dirasakan, mungkin itulah mengapa mereka yang belum merasa bahagia terus menginginkan kebahagiaan, dan mereka yang sudah merasakan kebahagiaan dengan mudah mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata yang puitis nan indah, banyak tersenyum, mudah menolong dan gampang berbuat kebaikan.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.