3 Sep 2013
Oksitosin Penyebab Gampang Stres dan Trauma
3 Sep 2013 - Dikilasinfokan Oleh : Unknown
Dua uji coba yang dilakukan pada tikus, ditemukan bahwa hormon oksitosin mengaktifkan molekul sinyal pada otak yang disebut Extracellular-Signal-Related Kinases (ERK), yang dikaitkan dengan cara kerja otak membentuk rasa trauma akan kenangan pahit. Menurut Jelena Radulovic, penulis senior dan profesor di Northwestern University, ERK merangsang ketakutan di septum lateral otak, daerah di otak dengan oksitosin paling banyak.
Tikus tanpa reseptor oksitosin dan tikus dengan reseptor oksitosin ditempatkan secara terpisah dalam kandang yang berbeda bersama tikus lain yang agresif untuk menciptakan kondisi stres. Kemudian kedua tikus tersebut dikeluarkan dari kandang dan dimasukkan kembali setelah beberapa lama berselang. Hasilnya, tikus tanpa reseptor oksitosin tidak menunjukkan sikap melawan atau rasa takut. Sebaliknya, tikus yang otaknya penuh dengan oksitosin tampak trauma dan ketakutan.
Hal ini menunjukkan bahwa hormon oksitosin tidak hanya membuat kita gampang mengingat dan mengenang pengalaman-pengalaman hidup yang mengecewakan dan menyakitkan, tapi juga mengintensifkan perasaan cemas, khawatir dan stres terhadap masa depan.
Oksitosin telah lama digunakan sebagai alat untuk melawan kecemasan dan juga sebagai obat untuk penyakit autisme.
"Dengan memahami peran ganda oksitosin yang bisa memicu sekaligus mengurangi rasa stres dan cemas, kita dapat mengoptimalkan oksitosin untuk meningkatkan kebahagiaaan hidup baik secara pribadi maupun sosial dan mengurangi reaksi negatifnya terhadap pengalaman hidup yang tidak menyenangkan sebelumnya," kata Radulovic.
Diposkan di: Obat