Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

7 Nov 2013

4 Pola Asuh Anak Dan Dampaknya Terhadap Anak



pola asuh anak
Psikologi perkembangan telah lama tertarik pada bagaimana dampak pola asuh anak terhadap perkembangan anak. Namun, tidak mudah menemukan hubungan sebab-akibat antara tindakan spesifik orang tua dan perilaku anak-anak. Beberapa anak dibesarkan dalam lingkungan tertentu di mana ia tumbuh hingga memiliki kepribadian yang sangat mirip dengan "lingkungannya". Sebaliknya, beberapa anak yang lain yang dibesarkan di lingkungan yang sama tumbuh dan memiliki kepribadian mengejutkan yang berbeda dengan anak yang lain.

Dengan berbagai macam tantangan tersebut, para peneliti berusaha menemukan hubungan yang meyakinkan antara pola pengasuhan anak dan efeknya terhadap perkembangan kepribadian anak. Psikolog Diana Baumrind melakukan penelitian pada lebih dari 100 anak usia prasekolah dengan menggunakan observasi naturalistik, wawancara orangtua dan metode penelitian lainnya. Ia kemudian mengidentifikasi 4 dimensi penting dalam pola pengasuhan anak:

Pola Otoriter
Dalam pola ini, anak-anak diharapkan untuk mengikuti aturan ketat yang ditetapkan oleh orang tua. Kegagalan untuk mengikuti aturan seperti biasanya menghasilkan hukuman. Orang tua yang otoriter gagal untuk menjelaskan alasan di balik aturan-aturannya. Jika diminta untuk menjelaskan, orang tua mungkin hanya menjawab, "Karena aku bilang begitu." Para orangtua memiliki tuntutan yang tinggi, tetapi tidak responsif terhadap anak mereka. Menurut Baumrind, dalam pola otoriter orang tua mutlak untuk ditaati tanpa penjelasan.

Pola Otoritatif
Seperti orang tua otoriter, orang tua dengan pola pengasuhan otoritatif menetapkan aturan dan pedoman di mana anak diharapkan mengikuti. Namun, pola pengasuhan ini jauh lebih demokratis. Orang tua otoritatif responsif terhadap anak mereka dan bersedia untuk mendengarkan pertanyaan. Ketika anak gagal memenuhi harapan, para orang tua lebih memilih memaafkan daripada menghukum. Baumrind menunjukkan bahwa orang tua memantau dan menyampaikan standar yang jelas bagi perilaku anak mereka. Mereka tegas, tapi tidak mengganggu dan membatasi. Metode disiplin mereka berbentuk dukungan, bukan hukuman. Mereka ingin anak mereka bersikap tegas serta bertanggung jawab secara sosial dan disiplin terhadap diri sendiri.

Pola Permisif
Orangtua yang permisif kadang-kadang disebut sebagai orang tua yang memanjakan, memiliki sedikit tuntutan terhadap anak mereka. Para orangtua permisif jarang mendisiplinkan anak mereka karena mereka memiliki ekspektasi yang relatif rendah dalam kematangan dan kontrol diri. Menurut Baumrind, orangtua permisif lebih responsif daripada menuntut. Orangtua Permisif umumnya memelihara komunikasi dengan anak-anak mereka, lebih sering berstatus sebagai teman bagi anak-anaknya daripada sebagai orang tua.

Pola Tidak Terlibat
Pola pengasuhan tidak terlibat ditandai dengan beberapa tuntutan, respon rendah dan sedikit komunikasi. Sementara orang tua memenuhi kebutuhan dasar anaknya, mereka umumnya terpisah dari kehidupan anak mereka. Dalam kasus ekstrim, orang tua dengan pola ini bahkan dapat menolak atau mengabaikan kebutuhan anak mereka.

Dampak Pola Pengasuhan terhadap Perkembangan Anak

Selain studi awal Baumrind terhadap 100 anak prasekolah, para peneliti telah melakukan sejumlah penelitian lain yang memunculkan sejumlah kesimpulan tentang dampak pola pengasuhan terhadap perkembangan anak. 


  • Pola pengasuhan otoriter umumnya menyebabkan anak patuh dan pintar, tapi mereka kurang dalam kebahagiaan, kompetensi sosial dan harga diri.
  • Pola pengasuhan otoritatif cenderung menghasilkan anak yang bahagia, kompeten dan sukses.
  • Pola pengasuhan permisif sering menyebabkan anak kurang bahagia dan disiplin. Anak lebih mungkin mengalami masalah dengan aturan dan cenderung berkinerja buruk di sekolah.
  • Pola pengasuhan tidak terlibat menyebabkan anak kurang di semua aspek kehidupan. Anak cenderung kurang kontrol diri, memiliki harga diri yang rendah dan kurang kompeten dibandingkan rekan-rekan mereka.

Mengapa pola otoritatif memberikan lebih banyak keuntungan dibanding pola lain? Karena, ketika anak-anak melihat permintaan orangtua mereka adil dan masuk akal, maka mereka cenderung patuh.

Dalam rangka menciptakan pendekatan kohesif dalam mengasuh anak, penting bagi orang tua untuk belajar bekerja sama dengan menggabungkan berbagai elemen pola pengasuhan yang unik. Gabungan pola pengasuhan dari kedua orang tua bisa saja menciptakan perpaduan unik dalam setiap keluarga. Misalnya, si ibu menampilkan gaya otoritatif sementara ayah memilih pendekatan yang lebih permisif. 


Tags: pola asuh anak


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.