Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

24 Sep 2013

Mengapa Kita Suka Mendengarkan Lagu Sedih



mendengarkan lagu sedih
Kesedihan adalah emosi yang sebisa mungkin ingin kita hindari. Tapi mengapa kita suka mendengarkan lagu sedih?

Ahli musik dan filsuf juga bertanya-tanya tentang hal ini. Lagu sedih dapat menyebabkan emosi yang intens, namun jenis kesedihan yang ditimbulkan oleh lagu tampaknya menyenangkan dengan caranya sendiri . Kenapa? Menurut Aristoteles, terkadang sikap kita berlebihan terhadap emosi yang tidak diinginkan, musik entah bagaimana caranya "menyucikan" kita dari itu.

Tapi bagaimana kesedihan di ranah apresiasi seni tidak sama seperti kesedihan dalam kehidupan sehari-hari?

Sebuah penelitian yang diterbitkan di journal Frontiers in Psychology, mencoba menguji gagasan bahwa "emosi musikal" adalah emosi yang terjadi ketika musik mempengaruhi pendengarnya atau saat pendengar berekspresi ketika mendengar musik tertentu.

44 orang ikut sebagai peserta dalam penelitian tersebut. Mereka diminta mendengarkan salah satu dari 3 penggalan musik selama 30 detik. Penggalan-penggalan musik yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari musik Mikhail Glinka "La Séparation" (F minor), Felix Blumenfeld "Sur Mer" (G minor) and Enrique Granados "Allegro de Concierto" (G minor).

Dalam penelitian ini sengaja digunakan penggalan musik dengan kunci minor karena lebih berhubungan dengan emosi sedih, dan tidak digunakan musik-musik dari komposer ternama untuk menghindari gangguan kenangan pribadi yang dapat dihadirkan oleh musik-musik terkenal.

Peserta akan mendengarkan penggalan musik dan kemudian menjawab pertanyaan tentang emosi yang terasa.

Para peserta umumnya memberikan jawaban dengan presentasi 62% deskripsi emosi yang berkaitan dengan frase "dari senang ke sedih", "dari ramai ke sunyi yang sendu", "dari heroik ke melankoli yang sayu".

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emosi yang dirasakan saat mendengarkan lagu sedih tidak persis sama dengan emosi yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun lagu sedih terasa seperti "tragis", pendengar tidak benar-benar merasakan emosi tragis sebanyak yang mereka pahami. Malahan, saat mendengarkan lagu sedih, pendengar merasakan emosi  yang lebih "romantis".

Ketika mendengarkan musik sedih, maka ada ketegangan antara dua jenis emosi. Bagaimana memahaminya?

Satu jawaban yang mungkin adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita biasanya mengalami emosi yang memiliki koneksi langsung ke objek atau situasi. Tetapi ketika kita mendengarkan musik sedih (atau menonton film sedih, atau membaca novel sedih), kita diinokulasi bahwa musik, film atau novel hanya mewakili kenyataan.

Jika ini benar, apa yang kita alami ketika kita mendengarkan musik sedih mungkin dianggap sebagai "perwakilan emosi". Tidak ada objek atau situasi yang menyebabkan emosi secara langsung seperti dalam kehidupan nyata. Sebaliknya, "perwakilan emosi" cenderung bebas dari ketidaknyamanan kehidupan nyata.

Kita perlu mempelajari perwakilan emosi lebih lanjut. Dalam melakukannya, kita mungkin dapat meningkatkan pemahaman kita tentang fitur yang diabaikan oleh sistem emosional kita, yaitu kepekaan terhadap sesuatu. Ketika kita menangis saat mendengar keindahan musik sedih, kita mengalami aspek mendalam dalam diri emosional kita yang mungkin mengandung wawasan tentang arti dan makna pengalaman artistik dan juga tentang diri kita sebagai manusia. 


Sebuah penggalan lagu menutup tulisan ini: 

           C                 D                   G
Aku memang manusia paling berdosa
       C                  D                    G
Khianati rasa demi keinginan semu 


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.