Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

17 Sep 2013

Semakin Tua Semakin Sibuk Semakin Sulit Tersenyum



semakin tua semakin sibuk semakin sulit tersenyum
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa saat masih bayi, manusia dengan mudahnya tersenyum sampai puluhan kali dalam sehari. Ketika mulai memasuki usia dewasa senyumannya semakin berkurang, hanya beberapa kali sebulan. Bahkan beberapa manusia yang berstatus orang tua terkesan menderita karena tidak pernah tersenyum. Pertanyaannya, mengapa yang punya kekuatan untuk tersenyum hanya bayi, mengapa manusia semakin tua semakin sulit tersenyum?

Senyum Buatan

Para politisi bisa menjadi contoh yang baik dalam hal membuat senyum. Sebelum mereka menjabat atau pada saat mereka kampanye, senyum mereka sangat murah sekali, bahkan dengan mudahnya kita bisa menemukan mereka tersenyum di mana-mana. Tapi setelah mereka menjabat, susah untuk tidak mengatakan bahwa ada senyuman manis yang redup bahkan hilang dari wajah mereka.

Mungkin bisa menjadi bahan renungan yang mendalam, ada apa dengan kekuasaan sehingga mampu meredupkan senyuman yang awalnya merekah indah?

Padahal kalau kita mau jujur, semakin tua manusia semakin butuh yang namanya senyuman, semakin sibuk manusia dengan kekuasaan semakin berarti yang namanya senyuman. Senyuman ibarat cahaya yang terus menerangi dan memberi semangat hidup di kala tua di kala sibuk.

Belum lagi di hadapan kematian, tanpa senyuman maka bisa diprediksi bahwa manusia melihat perjalanan berikutnya begitu menakutkan dan menyeramkan sehingga wajahnya suram tanpa senyum saat menghadapi kematian.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.