Contact Us | Privacy Policy | Terms Of Service

29 Sep 2013

Terapi Musik Untuk Penyembuhan dan Kesehatan



terapi musik untuk penyembuhan dan kesehatan
Gagasan bahwa musik memiliki nilai terapeutik, sudah ada sejak zaman Mesir kuno, di mana terapi musik dipandang sebagai bagian integral dari proses penyembuhan. Sementara di Yunani kuno, Aristoteles dan Plato berpendapat bahwa terapi musik bisa membantu manusia menjadi lebih manusiawi dan mengatasi kesulitan emosional selama proses katarsis.

Gerakan besar pertama dalam psikologi modern (psikoanalisis) menyatakan bahwa musik bisa menawarkan cara yang efektif untuk sublimasi -mengungkapkan keinginan tidak tepat dengan cara yang tepat secara sosial- dan akses yang lebih besar ke alam bawah sadar pasien. Pendekatan yang lebih baru adalah bermain musik dalam ruangan rumah sakit dan ruang tunggu untuk membantu memperbaiki mood pasien dan kesehatan mereka.

Lebih dari itu, musik dapat menenangkan secara psikologis sebelum menghadiri sebuah pertemuan penting atau mendamaikan setelah perdebatan yang menegangkan. Musik bahkan bisa membantu kita melampiaskan kemarahan atau mengekspresikan cinta.

Dalam review lebih dari 80 studi tentang penggunaan terapi musik dalam pengaturan terapeutik, dokter anak Kathi Kemper dan psikolog Suzanne Danhauer menyimpulkan bahwa musik memiliki beberapa efek fisiologis langsung: iramanya membantu mengatur pernapasan dan menimbulkan peningkatan aktifitas di lobus temporal lateral, sebuah daerah otak yang membantu mengintegrasikan input sensorik. Secara khusus, musik klasik membantu meningkatkan denyut jantung variabilitas, sementara musik santai menyebabkan penurunan tingkat kortisol dan hormon stres. Musik juga memiliki efek yang langsung pada emosi dan perilaku, membuat kita lebih bahagia, lebih santai, tidak cemas dan tidak kewalahan. Sebagai hasil fisiologi dan psikologi, para ahli menyimpulkan, musik adalah cara yang efektif untuk proses penyembuhan bagi pasien yang baru saja menjalani operasi.

Saat ini, musik telah digunakan sebagai terapi untuk sejumlah penyakit, termasuk demensia, skizofrenia, alzheimer, parkinson dan iskemia otak.

Dalam sebuah penelitian terhadap penderita sakit kronis, para peneliti di Cleveland Clinic menemukan bahwa pasien yang mendengarkan musik mengalami penurunan rasa sakit serta tingkat depresinya lebih rendah. Dalam sebuah studi pada orang tua dengan demensia, para ilmuwan dari National Taipei College of Nursing menemukan bahwa mendengarkan musik saat makan siang secara signifikan menurunkan agresifitas baik verbal maupun fisik. Pada tahun 2006, peneliti bahkan menemukan bahwa sesuatu yang kompleks seperti operasi jantung, pasien yang mendengarkan musik selama dan setelah operasi, tidak hanya berkurang rasa cemasnya tetapi juga hanya dibutuhkan intubasi 200 menit lebih sedikit daripada mereka yang menjalani prosedur standar.


Diposkan di:
© 2015 Kumpulan Tulisan. All rights reserved.